Gitar Elektrik Fender Jawa Koleksiku

Gitar merupakan salah satu instrumen musik petik yang menurut sumber bunyinya termasuk dalam jenis chordophone. Selain bisa menjadi alat harmonis atau pengiring, Gitar juga difungsikan sebagai instrumen melodis yaitu sebagai penghasil nada-nada utama yang tunggal.

Jenis Gitar dan Perbedaannya

Kategori lain dalam jenis gitar adalah akustik, elektrik, ataupun kombinasi dari keduanya. Akustik cenderung menghasilkan suara clean yang natural. Body atau badan gitar akustik berbentuk tabung dan cenderung lebih besar daripada elektrik, karena mempengaruhi kualitas suara untuk mengolah getaran yang dihasilkan dari senar. Dari tabung itulah, kemudian getaran suara diperkuat sehingga bisa langsung dinikmati tanpa perangkat lainnya.

Sedangkan gitar elektrik berbentuk slim namun lebih berat dari gitar akustik. Hal ini disebabkan karena banyak bagian dari gitar elektrik yang bahannya terbuat dari logam. Berbeda dengan akustik, Gitar faktor utama penghasil suara pada gitar elektrik adalah pick up yang memiliki fungsi sama seperti microphone, yaitu menangkap getaran senar untuk diubah menjadi arus listrik. Jika ingin menikmati suaranya, maka diperlukan perangkat lain dalam bentuk ampli dan speaker. Guna menghasilkan berbagai jenis suara, maka diperlukan efek gitar.

Peran Gitar Dalam Kehidupan Bermusikku

Bagi saya, Gitar telah menunjang kesuksesan kehidupan bermusik yang sudah ditekuni sejak tahun 2000. Instrumen ini merupakan awal bagi saya terjun di dunia musik, meskipun akhirnya saya banting stir menjadi keyboardis. Berawal dari alat musik Gitar saya bisa mempelajari alat musik keyboard dengan cara mentransposisikan nada-nada untuk membentuk melodi dan akord. Selain itu, Gitar juga telah mengantarkanku disukai banyak wanita saat memainkan(gitar)nya di masa SMA.

Gitar Fender Jawa Koleksiku

Gitar dalam permainan musik merupakan instrumen penting yang bisa membawa dan menambahkan corak atau karakteristik yang lebih bervariasi dalam lagu. Gitar yang berkualitas baik, akan menghasilkan sound yang memiliki tingkat presisi tinggi pula. Apalagi jika didukung dengan speaker amplifier serta effek yang bagus, pasti suara yang dihasilkan akan lebih megah dan mewah lagi. Gitar-gitar ini biasanya identik dengan merk bonafid seperti Epiphone, Fender, Gibson, Ibanez, Jackson, Taylor, Yamaha, dll.

Lalu bagaimana dengan Gitar Jawa...?
Sebagian dari anda pasti pernah dengar istilah Gitar Elektrik Jawa. Istilah ini dipakai untuk menyebutkan alat gitar produk lokal yang meniru merk luar negeri. Di Jawa sendiri banyak produsen giar lokal yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, bahkan ada pula yang memproduksi hingga penuh satu rangkai alat musik.

Meski terkadang tidak memenuhi standar atau bahkan jauh dari kualitas merk aslinya, namun pada tahun 2010 masih memiliki daya tarik besar bagi para konsumen. Hal ini disebabkan karena harganya yang jauh lebih murah, sehingga terjangkau untuk anak-anak sekolah dengan uang saku yang pas-pasan.


Namanya juga gitar harga murah, pasti jauh dari kualitas benda orisinilnya yang mencapai Tiga Juta dan jangan berharap mendapatkan Standar Nasional Indoneia (SNI) apalagi International Organization for Standardization (ISO). Dilihat dari fisiknya saja sudah menunjukan benda yang kurang prestise dan tidak bisa diajak untuk mendongkrak life style.

Tidak berkualitas, untuk apa dikoleksi...?
Gitar Fender Jawa ini dibeli dari teman satu desa tapi beda pedukuhan yang kenalan saat tidak sengaja mbolos sekolah bareng. Saat itu saya masih duduk di kelas 2 SMUN 3 Slawi dan dia di STM Bhakti Praja Slawi. Dari kenalan itulah, kemudian saya lebih intensif berinteraksi hingga mengetahui kemampuan dia memainkan gitar yang jauh melebihi skill saya.

Melihat jarinya yang lincah memainkan teknik speed and sweep pada fingerboard gitar, saya yang masih pemula jadi pengin bisa. Termakan bujuk rayu dan keinginan kuat meng-upgrade kelihaian teknik bermain gitar, akhirnya saya membeli Gitar Fender Jawa miliknya dengan harga IDR. 100K.
Saya membeli Gitar Fender Jawa bukan karena standar untuk dipanggung, tapi karena pengin membiasakan jari saya bermain di fingerboard gitar elektrik yang masih sulit ditemui.
Meski ada teman yang menyuruh membawa gitar ke studio dan panggung, namun saya tetap mengkarantinanya. Alasan yang saya berikan selalu diplomatis, yaitu: "buat apa bawa alat... lha wong studio itu tempat rental alias meminjam alat untuk latihan musik. Di panggung juga, mestinya menyediakan alat musik, kan...?" He...66X.
Padahal alasan yang paling masuk akal adalah perasaan kurang percaya diri membawanya ke studio ataupun panggung. Jangankan untuk bermain di atas panggung, dibawa untuk latihan di studio saja masih belum representatif alias kurang layak.
Nilai positifnya, akhirnya saya familier dengan bagian-bagian gitar elektrik dan bisa mempelajari tekniknya lebih detil. Lebih utama lagi, jari saya bisa leluasa memainkan gitar di sekitar fingerboard ke-19 sampai dengan 24 yang tidak dimiliki gitar akustik. Dengan begitu, saat di studio ataupun di panggung, saya tidak plonga-plongo (canggung) karena sudah punya sedikit modal keberanian dan menjadi confidence.

Nilai historis tersebut menjadi latar belakang saya menyimpan, mempertahankan, dan merawat Gitar Fender Jawa hingga sekarang dan menjadi salah satu koleksiku. Hamdallah... untuk semua pencapaianku hingga saat ini.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Gitar Elektrik Fender Jawa Koleksiku"

Posting Komentar

Silahkan menulis komentar untuk kebaikan anda, saya, dan orang lain...